SEJARAH DESA JAMBON
Jambon adalah sebuah Desa diujung Barat kota Ponorogo. Nama Desa ini tepatnya berada di Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timuryang mempunyai luas wilayah 1,94 KmĀ².Desa Jambon terdiri dari 3 pedukuhan yaitu Dukuh Sumpel, Dukuh Krajan, dan Dukuh Bureng. Ditilik dari sudut sejarah,pusat pemerintahan waktu dulu bukanlah di Desa Jambon melainkan berada di Desa Blembem. Jadi DesaJambon merupakan satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara historis dan struktur ruangdengan Desa Blembem.Kedekatan Desa Jambon dan Desa Blembem menjadikan desa ini memiliki indeks ekonomi basis dan indeks penduduk, serta indeks hirarki wilayah yang lebih baik dibandingkan desa yang lain.
Desa ini didirikan sekitar satu setengah abad yang lalu oleh Mbah Cokro Wibowo, seorang putra dari camat Blembem yaitu Mbah Kadiorejo. Jambon bukanlah sebuah nama Desa melainkan pedukuhan, yang dulu bernamaDesaSidorejo, dan karena pergeseran budaya serta mempunyai nilai historis tersendiri Jambon ditetapkan menjadi sebuah Kelurahan sekaligus pusat pemerintahan. Nama DesaJambon di ambil dari sebuah pohon Jambon yang tumbuh subur dan satu-satunya pohon yang secara keseluruhan berwarna jambon. Karena nilai historis ini lah yang menetapkan Pohon Jambon sebagai nama sebuah Desa ini.
Tahun 1867 Desa Jambon kedatangan seorang priyayi dari Solo yaitu Mbah Bagus. Kedatangan Mbah Bagus di Desa Jambon bukan semata-semata untuk mencari tempat tinggal melainkan Mbah Bagus mendengar kabar bahwa adiknya Kanjeng Roro Inni berada di Desa ini. Karena merasa senang di Desa Jambon akhinya beliau menetap dan membantuMbah Cokro Wibowo dalam pembangunan Desa Jambon. Alhasil Mbah Bagus dan Mbah Cokro Wibowo adalah pembabad alas Jambon. Namun, cerita yang paling masyur adalah cerita mengenai Mbah Bagus. Mbah Bagus dinobatkan menjadi kepala Desa Jambon setelah Mbah Cokro Wibowo yang artinya Mbah Bagus adalah generasi kedua pemerintahan Desa Jambon. Jubah Putih menjadi ciri khas Beliau dalam berpakaian. Mbah bagus juga diceritakan bahwa beliau mempunyai hewan peliharaan Macan yang tidak berbulu dan Gemak Walik serta tentunya beliau menpunyai senjata atau gaman yang selalu dibawanya yaitu sebuah tongkat pusaka. Belum diketahui secara pasti kapan mbah Bagus meninggal, namun beliau di makamkan di Dukuh Sumpel bersama adiknya yaitu Kanjeng Roro Inni.